Pagi itu aku meminta ayahku mengantarkanku ke sekolah. Saat itu, tepat di depan kami terjadi sebuah kecelakaan. Kami pun segera turun dan membantu menolong wanita yang tertindih motor akibat kecelakaan tadi. Untung saja dia tak kenapa-kenapa. Setelah memapahnya ke trotoar. Ayahku pergi melanjutkan perjalanan mengantarkan ku ke sekolah.
Seperti biasa ayahku pulang sebelum maghrib untuk mandi dan kemudian pergi lagi. Saat aku ingin meminjam HP-nya, dia datang dan merampasnya dariku. Kemudian pergi keluar dengan izin ke kantor.
Seperti biasa ayahku pulang sebelum maghrib untuk mandi dan kemudian pergi lagi. Saat aku ingin meminjam HP-nya, dia datang dan merampasnya dariku. Kemudian pergi keluar dengan izin ke kantor.
Di sekolah saat jam istirahat, tiba-tiba seorang temanku datang dan memberitahuku bahwa dia melihat ayahku semalam di depan tempat bermain billyard dengan seorang wanita. Dia pikir itu adalah mamaku. Ternyata bukan.
Mengingat cerita temanku, aku memutuskan untuk memeriksa SMS terakhir yang masuk dari HP ayahku. Aku menemukan pesan dari sebuah nomor yang memanggil ayahku dengan sebutan “sayang”. Saat itu aku terkejut dan tiba-tiba meneteskan air mata. Seakan-akan aku bisa membayangkan kedepannya.
Dan saat ayahku pergi. Aku segera memberitahukannya pada ibuku. Aku pikir dia akan terkejut ternyata tidak. Dia mengatakan bahwa dia sudah sering menemukan SMS seperti itu sejak seminggu yang lalu.
Keesokannya, saat pulang sekolah aku singgah meminjam buku PR seorang temanku. Dan betapa terkejutnya aku melihat ayahku memboncengi seorang wanita dengan mesranya di jalan. Aku terkejut. Ayahku saja tidak pernah membonceng ibuku berdua. Tapi yang aku lihat bukan hanya berdua saja. Tapi juga sambil bermesraan seperti anak muda yang sedang pacaran.
Aku sengaja untuk tidak tidur sambil menunggu ayahku pulang.
“kenapa kamu belum tidur?”
“ayah kira karena apa?. karena perempuan murahan itu”
“apa maksudmu?”
“maksudku! tadi siang aku melihat ayah memboncengi perempuan. Siapa perempuan itu?”
“perempuan siapa?”
“jangan pura-pura bodoh. Ayah kira aku buta dan tidak melihat siapa yang tadi siang ayah boncengi”
Tiba-tiba saja ibuku datang dan menenangkan perkelahian kami. Aku tahu ibuku mendengar apa yang baru saja aku katakan.
“kenapa kamu belum tidur?”
“ayah kira karena apa?. karena perempuan murahan itu”
“apa maksudmu?”
“maksudku! tadi siang aku melihat ayah memboncengi perempuan. Siapa perempuan itu?”
“perempuan siapa?”
“jangan pura-pura bodoh. Ayah kira aku buta dan tidak melihat siapa yang tadi siang ayah boncengi”
Tiba-tiba saja ibuku datang dan menenangkan perkelahian kami. Aku tahu ibuku mendengar apa yang baru saja aku katakan.
Aku segera pergi tidur dengan amarah yang masih memuncak tapi sebelum aku tidur aku menyampaikan pesan untuk ayahku.
“jangan coba macam-macam lagi. Jika sekali lagi ayah seperti itu maka aku tidak segan-segan untuk membuat ayah menyesal punya anak sepertiku”
“jangan coba macam-macam lagi. Jika sekali lagi ayah seperti itu maka aku tidak segan-segan untuk membuat ayah menyesal punya anak sepertiku”
2 hari sudah aku tidak berbicara dengan ayahku meskipun ia sudah coba membujukku. Tapi aku tetap tidak ingin berbicara dengannya karena aku tahu dia belum berubah.
Saat sedang pergi jalan-jalan bersama teman. Aku melihat ayahku dengan gadis itu lagi. Dan sekarang terlihat jelas wajahnya. Aku seperti pernah menemuinya tapi aku lupa dimana. Aku mengikuti mereka berdua. Dan akhirnya aku tahu dimana wanita itu tinggal
Karena saat itu sudah sangat malam aku meminta izin ibuku untuk bermalam di rumah seorang temanku yang tidak jauh dari rumah wanita itu. Saat tepat jam 11 malam keluarga temanku belum ada yang tidur. Mereka semua masih asyik dengan sinetron yang sedang mereka tonton. Aku meminta izin mereka untuk keluar sebentar untuk menemui ayahku di perempatan.
Bukan ke perempatan. Aku ke rumah wanita itu untuk bertamu. Dan setelah mengingat-ingat wajahnya, ternyata dia adalah wanita yang ditolong ayahku saat kecelakaan lalu. Dia kaget denganku tapi setelah aku mengingatkannya siapa aku. dia akhirnya mempersilahkan aku masuk. Lama kami bercerita dan dari situ aku mengetahui kalau dia sendiri di rumah ini. Aku segera menjalankan rencanaku.
Aku menumpahkan minyak di lantai rumahnya yang ku ambil dari rumah temanku sebelum menemuinya. Minyak itu sengaja ku tumpahkan agar nantinya dia terjatuh. Dan tiba-tiba saja terdengar bunyi dari dalam. Aku segera pergi melihatnya tetapi bukan untuk menolongnya. Justru aku pergi mencari bantal di kamarnya, Aku bekap dia dengan bantal sehingga tidak bisa bernafas. Dia tidak bisa bangun untuk melawanku karena sudah lemah setelah terjatuh. Tidak lama kemudian Wanita itu tak bergerak. Aku memeriksa denyut nadi dan jantungnya. Sudah tidak berdetak lagi. Aku kemudian pulang ke rumah temanku. Tapi sebelum pulang, aku membakar semua bukti-bukti yang dapat diketahui polisi.
Keesokan harinya, aku pulang ke rumah. Aku tidak melihat ayahku berada di rumah. Aku tahu dia ke rumah wanita murahan itu. Tapi aku nampak senang karena aku sudah berhasil melenyapkannya.
Sorenya ayah pulang. Dia nampak lusuh. Tapi aku tidak peduli. Aku tahu dia curiga padaku. Dan secara terang-terangan aku memberitahunya.
“aku yang membunuh wanita itu. Apa ayah akan memasukan ku ke penjara?”
“apa?. Kamu yang membunuhnya?”
“iya. Sekarang masukkan saja aku ke penjara atau bunuh aku juga”
“aku akan membunuhmu. Anak durhaka”
Ibu datang melindungiku.
“jika kamu ingin membunuhnya maka bunuh aku dulu, karena dia adalah anakku”
“baiklah aku akan membunuh kalian berdua”
Adikku datang membawa pemukul. Dan memukulkannya dengan keras ke kepala ayahku. Ayahku terjatuh tapi dia masih sadarkan diri.
“ayah fikir siapa perempuan itu?. Dia tidak sayang dengan ayah. Dia hanya menginginkan uang dari ayah. Ayah buta?. Di depan ayah ada seorang wanita yang mencintai ayah apa adanya dan aku tahu sekarang dia tidak secantik wanita itu. Tapi dia begini karena dia sayang dengan kita semua. Dia cinta dan tidak ingin kehilangan kita semua hanya karena memperhatikan kecantiakan dan bentuk tubuh. Dan jika memang ayah ingin memenjarakanku. Aku siap. karena aku tahu aku adalah anak durhaka yang telah menewaskan seorang wanita yang ayah sayangi. Tapi, aku ingin tanya. Apa ayah akan melakukan hal demikian jika ibu yang pergi?”
“sudah lah nak, lebih baik kita pergi menyembunyikanmu dari polisi”
“aku akan menjaga mereka semua tanpa bantuan dari ayah. Aku akan buktikan aku bukan seorang banci dan pengecut seperti ayah” kata adikku.
“aku minta izin mu untuk cerai. Aku mungkin akan menikah lagi dengan lelaki yang sudah lama menungguku. Dan kamu tidak perlu mencari kami, karena aku jamin mereka akan bahagia tanpamu”
“aku yang membunuh wanita itu. Apa ayah akan memasukan ku ke penjara?”
“apa?. Kamu yang membunuhnya?”
“iya. Sekarang masukkan saja aku ke penjara atau bunuh aku juga”
“aku akan membunuhmu. Anak durhaka”
Ibu datang melindungiku.
“jika kamu ingin membunuhnya maka bunuh aku dulu, karena dia adalah anakku”
“baiklah aku akan membunuh kalian berdua”
Adikku datang membawa pemukul. Dan memukulkannya dengan keras ke kepala ayahku. Ayahku terjatuh tapi dia masih sadarkan diri.
“ayah fikir siapa perempuan itu?. Dia tidak sayang dengan ayah. Dia hanya menginginkan uang dari ayah. Ayah buta?. Di depan ayah ada seorang wanita yang mencintai ayah apa adanya dan aku tahu sekarang dia tidak secantik wanita itu. Tapi dia begini karena dia sayang dengan kita semua. Dia cinta dan tidak ingin kehilangan kita semua hanya karena memperhatikan kecantiakan dan bentuk tubuh. Dan jika memang ayah ingin memenjarakanku. Aku siap. karena aku tahu aku adalah anak durhaka yang telah menewaskan seorang wanita yang ayah sayangi. Tapi, aku ingin tanya. Apa ayah akan melakukan hal demikian jika ibu yang pergi?”
“sudah lah nak, lebih baik kita pergi menyembunyikanmu dari polisi”
“aku akan menjaga mereka semua tanpa bantuan dari ayah. Aku akan buktikan aku bukan seorang banci dan pengecut seperti ayah” kata adikku.
“aku minta izin mu untuk cerai. Aku mungkin akan menikah lagi dengan lelaki yang sudah lama menungguku. Dan kamu tidak perlu mencari kami, karena aku jamin mereka akan bahagia tanpamu”
Aku melihat jelas saat itu ayahku berusaha untuk bangun mengejar kami. Tapi dia tidak mampu menahan sakitnya pukulan tadi. Dan itu merupakan saat terakhir aku melihat ayahku. Sejujurnya aku sangat menyayangimu ayah. Aku seperti itu karena aku tidak ingin kehilangan ayah tetapi takdir berkata lain. Kita semua harus terpisah. Aku selalu, selalu, selalu menyayangimu ayah hingga apa pun akan aku lakukan untuk kebahagiaan kita semua. Walaupun dengan cara yang salah.
I WILL ALWAYS LOVE YOU DADDY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar