Senin, 28 April 2014

Pelangi Yang Hilang

Jam berdetak cepat secepat detak jantung keyla. ia melangkah kesana-kemari layaknya setrika yang sedang menyetrika pakaian. ia tidak memikirkan apa-apa kecuali adiknya reyhan yang sedang operasi. keyla tidak bisa bebuat banyak ia hanya bisa berdoa kepada sang tuhan akan operasi adiknya. setelah lebih lima jam keyla menunggu. dokter keluar perlahan dari ruang operasi dihiasi dengan muka sedih “pertanda buruk”.
“dok gimana keaadan adik saya?” tanya keyla cemas
“maaf sekali nak keyla,”
“kenapa dok?” menyela pembicaraan
“adik anda yang bernama reyhan tidak bisa ditolong lagi, jantung nya tidak merspon akan jantung yang baru”
“nggak dok! adik saya nggak boleh meninggal!, saya mau hidup sama siapa lagi dok!”
“maafkan kami nak keyla, kami sudah berusaha semaksimal mungikin”
Air mata terus mengalir membasahi pipi keyla. ia menangis histeris. keyla tidak menyangka reyhan bisa pergi secepat ini. keyla putus asa. ia bingung mau hidup sama siapa lagi. orangtuanya telah meninggal saat umur keyla delapan tahun. ia hidup sebatang kara bersama adiknya. seorang yang membantu hidup keyla bangkit lagi. tapi sekarang reyhan telah tiada. layaknya pelangi hidup keyla telah menghilang jauh dari hidupnya untuk selama-lamanya.
Setelah adiknya disemayamkan keyla hanya berjalan lesu. tak ada tujuan kemana ia harus pergi. keluarganya pun menolak akannya. terpaksa ia harus pergi ke suatu tempat. tempat yang membuat hatinya damai, sebuah tempat yang bisa melupakan kejamnya hidup. “BUKIT PELANGI”. Keyla slalu kesana bersama adiknya jika mereka mendapat masalah. canda tawa selalu menghiasi muka keyla dan reyhan. tapi sekarang. sekarang itu semua tinggal kenangan. kenangan terindah, kenangan yang selalu membuat tetesan air mata saat keyla mengingatnya. tapi keyla tetap bersyukur pernah menikmati indahnya hidup.
Keyla merenung di bukit pelangi hingga seorang pemuda menegurnya
“mbak, lagi apa disini?”
Keyla segera menghapus air matanya yang sedari tadi mengalir
“nggak a, a, aku nggak ngapa-ngapain” jawab keyla dengan terbata
“benar mbak nggak kenapa-napa, kalau mbak ada masalah cerita aja ke saya?”
“iya, adik saya meninggal?”
“oh, adik mbak meninggal, udah ihklasin aja mbak, doakan adik mbak agar ia tenang di alam sana!”
“iya kamu bener juga, mmm, sebelumnya, ngapain kamu kesini?”
“aku juga sama seperti mbak, merasa kehilangan, aku disini nemenin dia yang kehilangan!!”
“nama kamu siapa?”
“Pentingkah sebuah nama untuk mbak?”
Tiba-tiba gerimis kecil membasahi pakaian keyla
“Mbak nggak neduh?, nanti mbak sakit”
“kamu ini siapa sih! Ngatur-ngatur aku!!!” keyla marah-marah sambil melihat perlahan ke wajah pemuda itu. betapa kagetnya keyla setelah melihat wajah sang pemuda.
“ka, ka, kamu? ini nggak mungkin!” tanya keyla tak percaya
“iya mbak ini aku reyhan!” sambil tersenyum manis
Keyla hanya terdiam memerhatikan wajah adiknya yang tampak bersinarkan cahaya
“ini nggak mungkin! Reyahan sudah mati” jawab keyla masih tidak percaya
“iya, mbak malaikat masih mengijinkan aku buat ketemu mbak, sekarang mbak jangan nangisin aku lagi, doain aku ya mbak biar kelak aku bahagia di alam sana!”
“Reyhaaan!!! iya, dek, doa mbak selalu menyertaimu!” keyla bahagia memeluk adiknya erat
Dengan indahnya pelangi muncul setelah gerimis tadi
“mbak maaf ya aku nggak bisa nemenin mbak lama-lama”
“nggak, kamu nggak boleh pergi lagi!”
Reyhan hanya menggelengkan kepalanya dengan tatapan sedih melihat kakaknya. perlahan tubuhnya yang bersinar melayang di atas pelangi dan menghilang. keyla hanya menangis bahagia merasa hidupnya bangkit kembali setelah hancur berantakan. sejak saat itu saat ada pelangi di bukit ia selalu melihat senyuman manis adiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar