Aku dikasih kabar oleh saudaraku yang bernama Pak Supri, bahwa akan ada pertunjukan wayang kulit di desanya pada hari Jum’at, tempatnya berada di lapangan. Dalangnya Ki. H. Anom Suroto dan Ki Bayu Aji. Jarak antara rumah Pak Supri dan rumahku kira-kira 21 Km, aku disuruh hadir ke sana untuk melihat pertunjukan wayang kulit, aku senang sekali karena Dalangnya adalah Dalang kesukaanku.
Aku pergi ke rumah temanku untuk membicarakan tentang pertunjukan wayang kulit, aku dan temanku memang suka wayang kulit, dan temanku memutuskan bahwa dia bisa melihat wayang kulit bersamaku, mendengar keputusannya, aku senang sekali, lalu aku langsung pamit dan menuju ke rumah pamanku untuk memberitahu bahwa akan ada pertunjukan wayang kulit di desa Pak Supri, dalangnya Ki. H. Anom Suroto dan Ki Bayu Aji.
Pamanku senang sekali setelah kuberitahu, dan aku langsung bergegas pulang ke rumah. Rumahku, rumah temanku dan rumah Pamanku masih dalam satu desa.
Aku dan Pamanku dari dulu memang suka dengan Dalang Ki. H. Anom Suroto dan Ki Bayu Aji, ditambah jarangnya Ki. H. Anom Suroto dan Ki Bayu Aji pentas di kota kami.
Aku dan Pamanku dari dulu memang suka dengan Dalang Ki. H. Anom Suroto dan Ki Bayu Aji, ditambah jarangnya Ki. H. Anom Suroto dan Ki Bayu Aji pentas di kota kami.
Hari Jumat yang di tunggu-tunggu pun tiba, waktu itu terjadi hujan deras di rumahku mulai pukul 18.00. Aku mulai berpikir, apakah nanti aku bisa melihat wayang kulit kalau hujan terus-terusan, aku marah kepada keadaan, aku marah kepada hujan, aku hampir marah kepada Allah, kenapa disaat aku ingin senang selalu dihalang-halangi oleh hujan.
Pertunjukan wayang kulit dimulai pukul 21.30, aku melihat jam sudah pukul 20.30 dan hujan pun tak kunjung reda, aku bergegas pergi ke rumah temanku, aku nekat, meskipun hujan, aku harus lihat.
Aku dan temanku memakai mantel dan pergi menuju tempat pertunjukan wayang kulit dengan menggunakan motor ditambah licinnya jalanan.
Aku dan temanku memakai mantel dan pergi menuju tempat pertunjukan wayang kulit dengan menggunakan motor ditambah licinnya jalanan.
Sementara itu, Pamanku belum berangkat dikarenakan hujan yang belum sepenuhnya reda dan pamanku tidak mempunyai motor.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 21 Km, akhirnya aku tiba di rumah Pak Supri, ternyata Pak Supri sudah lihat dulu, aku dan temanku langsung menyusul Pak Supri ke lapangan tempat pertunjukan wayang kulit yang tidak jauh dari rumah Pak Supri. Setiba disana, penonton yang melihat pertunjukan wayang kulit sangat banyak, aku mencoba untuk mencari Pak Supri tapi tidak ketemu. Lelah mencari, aku dan temanku duduk, aku melihat jam sudah pukul 00.00, aku khawatir dengan Pamanku, sudah jam 12 malam tapi dia belum datang.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 21 Km, akhirnya aku tiba di rumah Pak Supri, ternyata Pak Supri sudah lihat dulu, aku dan temanku langsung menyusul Pak Supri ke lapangan tempat pertunjukan wayang kulit yang tidak jauh dari rumah Pak Supri. Setiba disana, penonton yang melihat pertunjukan wayang kulit sangat banyak, aku mencoba untuk mencari Pak Supri tapi tidak ketemu. Lelah mencari, aku dan temanku duduk, aku melihat jam sudah pukul 00.00, aku khawatir dengan Pamanku, sudah jam 12 malam tapi dia belum datang.
Tiba-tiba handphoneku berdering, kulihat ternyata ada sms dari Pak Supri yang bunyinya, “aku berada di sebelah Layar Besar bersama pamanmu”, setelah membaca sms itu, hatiku sangat senang karena pamanku sudah datang, lalu aku mencari mereka ke arah Layar Besar tapi aku bingung karena ada banyak Layar Besar, aku mondar-mandir mencari mereka tapi tidak ketemu. Selang 5 menit, tiba-tiba pamanku merangkulku dari belakang dan mengajakku duduk di kursi bersama Pak Supri untuk menikmati pertunjukan wayang kulit.
Aku sangat senang bisa bertemu dengan Pak Supri dan Pamanku, aku dan temanku dibelikan makanan, kopi, dan rok*k oleh Pak Supri dan Pamanku. Ternyata Pamanku dari rumah sampai sini naik sepeda, sungguh perjuangan yang tidak sia-sia, 21 km naik sepeda ditambah hujan dan licinnya jalanan.
Kami berempat menikmati kebersamaan dan menikmati pertunjukan wayang kulit dengan gembira.
Kami berempat menikmati kebersamaan dan menikmati pertunjukan wayang kulit dengan gembira.
Aku malu kepada Allah, meskipun aku tadi marah-marah kepada hujan dan juga hampir marah kepada Allah tapi Allah tetap memberikan yang terbaik untukku. Aku bersyukur kepada Allah.
Setelah pertunjukan wayang kulit selesai, kami berempat pulang dan sampai rumah dengan selamat. Alhamdulilah.
MORAL: Jangan pernah marah kepada keadaan, berusaha dan bersabarlah, karena rencana Allah pasti indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar