Cerita cinta yang pernah kandas 6 bulan yang lalu, tiba-tiba mulai tumbuh dan bersemi lagi, entah apa dan mengapa akhir-akhir ini aku terjerat lagi panah asmaranya, senyum yang pernah ku benci kini selalu menggoda di setiap sudut lamunanku. Semula semua aku anggap hanyalah kenangan yang masih tersisa, namun lambat laun menjadi sebuah kewajiban lamunan menjelang tidurku. “Aleandro… Alan cintamu tlah kembali” namun Alan kenapa hanya aku yang merasakannya, apa cinta ini hanya sebuah kenangan yang sempat menyapaku siang tadi. “Tidak Alan… tatapan matamu mengisyaratkan masih ada peluang cinta disana”. Bagaimana aku harus memastikan bahwa cinta ini adalah cinta lama yang bersemi kembali, aku harus mencari jawabannya dari Alan.
Sengaja malam ini aku putar lagu “hello by Lionel Richi” lagu kenangan berdua saat Alan menyatakan cintanya, aku berharap Alan menepati janjinya menemuiku malam ini. Hati yang masih berdebar seperti saat aku jatuh cinta tuk pertama kali pada Alan, ku coba sembunyikan rasa galau yang mulai menyerangku.
Jam dinding menunjukkan pukul 7 lebih 5 menit, Alan melewati dari jam yang seharusnya dia datang. Aku mencoba bersabar dan berpikir positif tentang dia, walau hati ini mulai resah. Setengah jam sudah terlewat begitu saja, aku mulai gerah dan berdiri memandangi jalan yang mulai tampak lengang… dimana kau Alan, akankah engkau ingkari janjimu malam ini, merajut kembali serpihan cinta kita yang terkoyak… Alan datanglah, risau hati ini tanpa ada sebaris kepastian darimu…
Jam menunjukkan pukul 9 tepat, tanpa sadar ada sebutir air mata di sudut mataku, kecewakah aku, aku tak tahu apa yang mesti aku jawab. Aku mulai jenuh dengan penantian ini, aku mulai menetralisir rasa yang masih berharap. Aku menyadari ternyata cinta ini hanya cinta lama yang bersemi, namun cinta ini tak kan bisa kurajut lagi seperti dulu. Karena Alan tidak lagi memilihku… Di saat lamunan itu mulai membayangiku, tanpa sadar aku mulai menangis, rasa sakit, kecewa sama persis ketika Alan memutuskan hubungan cintanya.
Gerimis di luar menambah suasana hatiku tambah dingin, ku beranjak berdiri dan melangkahkan kakiku menuju kamar tidurku, ku berharap bisa melupakan semua kejadian malam ini. Sejenak langkahku terhenti sesaat kulihat seseorang memanggilku dari luar. Aku tak mengenalinya, tapi kenapa dia bisa tahu namaku.
Aku berjalan mendekatinya, dan mencoba mengerti apa yang disampaikannya. Sepucuk surat berwarna biru, bergambar hati dan tertera nama Alan dan namaku… ada tulisan tangan Alan berbunyi “aku masih sayang kamu”, Aku membacanya berulang-ulang dan tiba-tiba aku sadar “dimana Alan” kenapa aku terlena tanpa mendengar penjelasan orang itu, yang sempat aku ingat dan dengar hanyalah “Alan… Alan telah pergi” “Oh My God, apa yang terjadi…” aku berusaha berlari mencari jawabannya, hujan yang mulai deras mengguyur tubuhku tanpa ampun, hingga akhirnya aku melihat dari jauh kerumunan orang yang berdiri di sudut jalan itu.
Aku mencoba menerobos dan melihat apa yang mereka lihat, tapi tanpa aku sadari tiba-tiba tubuhku lemas dan mataku kabur… hingga akhirnya gelap pandanganku. Tersadar akhirnya aku hanya melihat jasad Alan yang membujur kaku di hadapanku, air mata ini telah kering, menangispun cintaku tak akan kembali, aku meratapi cinta yang sempat tumbuh kembali di hatiku, mengapa hanya untuk sesaat dan pergi lagi, cinta yang lebih kuat dari sebelumnya dan luka yang lebih dalam dari sebelumnya… aku baru menyadarinya arti cinta yang sebenarnya, ternyata Alan telah memberikan sesuatu yang berarti dalam hidupku, bahwa cinta tak selalu bisa saling memiliki namun cinta tetap akan abadi selamanya dari dalam hati…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar