Senin, 28 April 2014

Yang Terbaik

Dari kecil hingga sekarang hidupku selalu di iringi dengan mulut berbisa. Aku selalu merasakan depresi dalam menjalani hidup ini. Seperti tidak ada harapan untuk menyambut masa depan yang indah. Di kepalaku hanya masa depan yang suram saja. Setiap aku berangkat sekolah di perjalanan aku selalu di ejek dan di caci-maki oleh pelajar dari sekolah lain bahkan orang dewasa, maupun anak kecil juga seperti itu.
Di siang hari ketika aku pulang sekolah aku bertemu dengan tiga anak perempuan yang se–umuran dengan ku, ketika mereka melihatku mereka tertawa kecil. Di dalam hatiku berkata “sepertinya puas sekali yaa… Men-tertawakan orang lain karena keburukan fisiknya sedangkan mereka tidak mau jika di tertawakan seperti itu.” lalu aku secepatnya pergi dan menuju ke rumah.
Aku berfikir mengapa hidupku ini tidak seindah hidup orang lain, “mungkin aku tidak di takdirkan untuk mendapatkan kehidupan yang indah dan bahagia”
Suatu ketika aku melihat seorang anak tanpa kaki kanannya, aku lalu mendekatinya dan bertanya kepadanya.
“hai kau sedang apa?”
“aku ingin pergi ke toko untuk membeli beras”.
“tapi kenapa kau tidak meminta tolong pada orang lain saja atau biar ibumu yang membelinya?”
“Ibuku sedang sakit keluarga yang ada tinggal aku dan ibuku, dan aku kan masih punya kaki yang satunya jadi buat apa kita menyerah dan jangan merasa bahwa hidup kita tidak se-indah hidup oarng lain lebih baik kita syukuri saja apa yang tuhan sudah berikan walau banyak orang yang mengejek ku, aku menganggap itu hanyalah cobaan dari tuhan untuk kita meraih keberhasilan.”
Aku terdiam dan berfikir “bahwa ucapan anak itu benar juga sementara aku yang lebih normal dari anak itu sudah menyerah dalam menjalani hidup ini”.
Setelah kejadian itu aku lalu mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga dalam hidup ini dan termotivasi untuk bangkit dan menjadi Yang Terbaik untuk hidup ku dan orang lain dan menganggap mulut berbisa itu hanyalah cobaan untuk meraih keberhasilan dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar