Senin, 28 April 2014

Move On

Namaku alya, aku bekerja di kantor fashion. Hari ini adalah hari pertama kerja di kantor tempat tante aku berkerja walaupun aku gak di tempatin bareng tanteku, tapi aku senang banget bisa kerja di sini, hari pertama sudah aku lalui dengan baik dan temen kerja aku juga baik banget namanya stella, dia kerja di sini sudah lama banget.
Gak kerasa sudah seminggu aku kerja di kantor ini, siangnya aku ketemu sama cowok yang cakep dan ramah kirain aku dia itu pengujung kantor ini karena aku baru melihatnya sekarang, eh ternyata dia juga kerja di sini tapi bagiannya berbeda dia sudah lama kerja di sini dan jabatannya pun lebih tinggi dari aku, bisa di bilang managerku.
Waktu pertama lihat dia hatiku dag dig dug kaya mau copot saja tapi aku gak berpikiran jauh karena kita berbeda status, dia itu atasanku dan aku bawahannya, eh keesokan harinya kita ketemu lagi perasaan aku seneng banget bisa lihat dia lagi, walaupun aku tahu cuman aku saja yang merasakan perasaan ini semua, kayanya dia hanya menganggapku bawahannya saja tidak lebih dari itu.
Hari demi hari aku lalui waktuku hanya bisa melihat dia saja dari kejauhan tanpa bisa menyapanya, andaikan saja aku punya kesempatan untuk bisa menyapanya hatiku pasti akan berbunga-bunga dan senang tapi itu semua hanya ada dalam pikiranku saja tanpa bisa jadi kenyataan. Senangnya ketika dia melintas di depanku dan melirikku sambil tersenyum hatiku makin dag dig dug gak karuan serasa melayang di atas awan begitu bahagianya walaupun hanya melihat dia hanya tersenyum kepadaku.
Tepatnya hari minggu aku sama karyawan yang lainnya harus lembur karena ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan minggu ini, jadinya kita harus lembur sekarang sampai pekerjaan itu selesai. Seharusnya sekarang aku libur panjang bisa istirahat di rumah dan jalan-jalan menikmati liburan panjang ini tapi karena suatu pekerjaan yang harus segera selesai makanya aku harus bertanggung jawab untuk segera menyelesaikannya. Tapi managerku yang aku taksir gak ikut lembur jadi serasa kurang semangat deh lemburnya tapi gak apa-apalah ini sudah jadi tanggung jawab gue sebagai karyawan yang profesional harus ngikutin peraturan yang ada.
Ketika aku sedang istirahat dari kerjaan kelihatan anak kecil yang lucu berambut panjang aku gak nyadar terus melihat ke anak itu tanpa melihat dengan siapa dia datang karena begitu lucunya dan imut banget kemudian dia terjatuh di depanku, ketika aku mau menolongnya keburu ada yang menolongnya ternyata yang menolongnya itu seorang cowok yang dari tadi ada di belakang anak itu kayanya ayah anak itu. Aku sangat kaget ketika melihat siapa yang menolong anak itu ternyata dia managerku yang selama ini aku taksir, dia kesini mau memantau anak buahnya yang lagi lembur.
Dari sana aku kaget dan hanya bisa diam seribu bahasa tanpa bisa berbuat dan berkata apa-apa ketika dia tersenyum kepadaku setelah membangunkan anak kecil itu dari jatuhnya. Sebelumnya temanku pernah ada yang bilang kalau seorang cowok bawa anak kecil pasti itu anaknya gak mungkin adiknya, karena cowok suka malu bawa adiknya. Apakah itu benar bahwa anak kecil itu adalah anak managerku? Aku harus nyari tahu tentang info ini, tapi kepada siapa yah? Aku jadi bingung sendiri sambil memikirkan apakah anak kecil itu anaknya atau adiknya.
Kalau emang itu anaknya sudah pupus lah harapanku untuk menjadikan dia belahan jiwaku, karena dia sudah menjadi milik orang lain, aku tak ingin merusak hubungannya dengan istri serta anaknya. Walaupun aku menyukai dan mencintai dia tapi aku juga tak ingin merusak rumah tangga orang lain, aku juga masih punya perasaan. Aku tahu sekarang selama ini dia nyuekin aku ternyata dia sudah berumah tangga, kayanya dia tipekel cowok yang setia jadi gak mungkin dia selingkuh sama wanita lain.
Hari-hariku selanjutnya setelah mengetahui dia sudah menikah hatiku merasa hampa tanpa ada harapan apapun untuk ke depannya yang selama ini aku khayalkan semuanya musnah seketika seperti tertiup angin badai yang kencang yang menghilang jauh entah kemana yang gak akan balik lagi, walaupun aku sudah tahu dia sudah punya keluarga kecil yang bahagia hati dan pikiranku masih saja membayangkan dan mengharapkan dia karena belum bisa menghapusnya dalam memoryku. Aku selalu melamun sendiri hingga kerjaanku agak terabaikan, gak pernah selesai-selesai makannya temanku selalu nanyain kenapa kamu kaya gini sekarang kerjanya gak kaya dulu semangat dan giat bekerja? Gue hanya menjawab gak kenapa-kenapa tenang saja sebentar lagi beres kok akan di selesaikan dengan baik nyantai saja.
Aku kepikiran untuk berhenti kerja di kantor fashion ini dan mencari pekerjaan yang lain untuk bisa melupakan dia dalam bayanganku. Setelah menyelesaikan proyek ini aku akan bikin surat pengunduran diriku, mudah-mudahan dengan cara begini bisa melupakan dia dan move on dari masalah ini. Tapi hatiku serasa berat untuk ninggalin kantor ini banyak kenangan dan harapan yang aku bayangkan selama ini di sini walaupun satu pun tidak ada yang jadi kenyataannya. Tapi aku harus bisa keluar dari kantor ini biar gak kebayang-bayang lagi wajah dia di benakku.
Ketika proyek yang aku kerjakan sudah selesai aku buru-buru menulis surat pengunduranku, aku titipkan kepada temenku karena aku gak berani ngasih langsung ke managerku, aku gak ingin melihat dia untuk terakhir kalinya walaupun bertentangan dengan hati kecilku yang ingin melihatnya dulu walaupun sebentar saja sebelum aku benar-benar menghilang dalam hidupnya untuk selama-lamanya dan tak akan kembali lagi.
Aku beres-beres barangku yang harus di bawa balik yang memang itu hak ku, sambil membereskan barang hatiku terus mengharapkan dia melihat dan melarangku untuk keluar dari sini, dan mengatakan kalau dia belum berkeluarga dan yang kemarin dia bawa itu adiknya dan bilang kepadaku kalau dia juga sayang samaku, tapi itu hanya ada dalam hatiku kenyataannya tidak begitu setelah beres aku langsung pamitan ke karyawan yang lainnya kecuali managerku, walaupun aku sebenarnya pengen pamitan sama dia tapi aku gak berani takut gak bisa nahan kesedihan ini.
Mudah-mudahan keputusan yang aku ambil ini sudah tepat, hari-hari selanjutnya aku hanya bisa diam di rumah belum bisa nyari kerjaan baru karena aku masih belum bisa melupakan dia, ternyata cinta betepuk sebelah tangan itu menyakitkan banget seperti minum racun yang perlahan–lahan akan mati.
Aku harus move on dan semangat untuk nyari kerja terus aku nyari kerja kemana-mana dan nanyain ke temenku mudah-mudahan ada lowongan, akhirnya aku nemuin sendiri kerjaanya gak jauh berbeda sama kerjaan yang kemarin tentang dunia fashion lagi tapi di sini lebih mudah kantornya agak kecil. Dan berharap di sini aku bisa nemuin belahan jiwaku, dan benar-benar bisa total melupakan dia.
Hari-hariku aku lalui dengan lancar walaupun kadang-kadang masih saja kepikiran sama dia tapi berjalannya waktu dan disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk perlahan-lahan dia dalam bayanganku menghilang seperti debu tertiup angin yang pergi entah kemana, akhirnya aku bisa move on dari dia hatiku bahagia banget sudah bisa melupakan dia, dari sini aku bertekad untuk nyari yang bener-bener menyukaiku dan belum berumah tangga gak akan bertepuk sebelah tangan lagi.
Sekarang hari-hari aku penuh dengan lembaran baru yang di isi dengan hal-hal yang positif yang ke depannya akan membuat hidupku bahagia dan meyenangkan banget sampai menemukan belahan jiwaku, akirnya aku benar-benar bisa move on. Memang hidup itu jangan terus terpuruk dengan satu masalah tapi harus bangkit dari masalah itu karena masalah dalam hidup tak akan berhenti begitu saja tanpa ada semangat dalam diri kita untuk menyelesaikan masalah itu. Setiap ada masalah pasti ada solusinya untuk menyelesaikan suatu masalah. Makannya kita harus selalu semangat dalam menata hidup yang indah ini jangan terpuruk karena satu masalah tapi harus bangkit dan dapat menyelsaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar